Selasa, 23 April 2013

Resep Super Simple: Sop Merah

Selamat Siaaang...
Siang yang panas, fyi siang ini panas sekali, paling pas kalau buat minum es nih.. Es degan (kelapa muda), es campur, es jus.. hummm nymmy...

Oke, sekarang saya mau nulis-nulis lagi tentang catatan sejarah saya dalam mengolah makanan (a.k.a masak) ^^
Dalam siang yang panas ini saya mau menumpahkan cerita tentang Sop Merah. (bener, gak nyambung memang) >.<
Resep ini cukup simple sekali alias sederhana, tanpa perlu banyak pengolahan juga.
Dan tentu rasanya enaaak, kalau berhasil dan bumbunya pas.. hehe

Sop Merah

Kenapa saya bilang simple?
Karena bumbunya sama persis dengan bumbu sayur sop (ya iya lah *ngek ngok) dan lauk pauknya juga dicampur jadi satu.

Bahan:
  • Ayam (rebus dan potong dadu, biar cantik dan simple 'coz klu potong bentuk hati mungkin agak ribet kali ya)
  • Sosis
  • Jamur kuping
  • Wortel, kacang polong (saya pakai buncis, karena kacang polong susah didapat hehe)
  • Daun seledri & daun bawang (bawang pre) cincang
  • Tomat, potong kecil-kecil
  • Saus tomat
  • Bumbu sop ( bawang merah & bawang putih dicincang halus saja, lada putih, pala
  • Garam & soulmatenya, yaitu gula :o
Cara bikin:
  • Panaskan minyak/margarin di wajan, tumis bumbu, tomat, daun seledri, dan daun bawang sampai harum. Pencet-pencet tomat biar hancur.
  • Didihkan air atau kaldu ayam, masukkan ayam, dan bumbu yang sudah ditumis tersebut.
  • Masukkan sosis, jamur, wortel, kacang polong, saus tomat, gula dan garam. Aduk.
  • Biarkan sampai matang
note:
* bawang merah boleh diganti bawang bombay
* kalau mau kuah yang kental, bisa ditambahkan tepung maizena (dilarutkan dulu dalam air, lalu dituang saat memasak)


Oke...
Sudah jadi!
Mudaaah kaan..?
Saatnya disantaaap.. selamat makan semua! itadakimasu minna! ^^b
Jangan lupa berdoa sebelum makan eaaaAa.. v^^v

Suatu Cerita

"Ada sebuah cerita, tentang seorang jendral besar negara yang menunaikan ibadah haji di tanah Mekah bersama istri. Jendral ini menggunakan jasa travel untuk mengurus segala keperluannya di tanah suci. Ketika sampai di tanah suci, sang jendral merasa tidak puas dengan kondisi penginapan/hotel tempat dia menginap. Dia marah dan segera menelpon pihak travel dan berteriak-teriak marah kepada pihak travel menyatakan ketidakpuasannya terhadap service yang dia terima. Karena dia seorang jendral besar, dan harusnya mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari ini, pikirnya.
Selesai ia marah-marah, kemudian ada yang mengetuk pintu kamarnya. Ketika dia buka, ternyata seorang pegawai hotel yang berseragam dan berkebangsaan yang sama dengannya. Pegawai hotel itu lantas menanyakan apakah benar bahwa jendral tersebut yang tadi menelpon pimpinannya (dari pihak travel) dan marah-marah karena tidak puas dengan layanan kamarnya. Sang jendral menjawab benar bahwa itu dirinya. Kemudian, tanpa diduga sang pegawai hotel tersebut lantas memarahi jendral tersebut dengan nada tinggi, dia mengatakan bahwa jika sang jendral tidak suka dengan kamar yang diberikan kepadanya ini, maka dia bisa tidur diluar hotel. Dia mengatakan hal tersebut dengan jelas dan lugas dalam bahasa kebangsaannya sang jendral tanpa takut.
Usai memarahi sang jendral. pegawai tersebut meninggalkan kamar. Sang jendral terpaku dan sesaat kemudian terasadar dan segera menelpon pihak hotel untuk melaporkan ketidaksopanan pegawai hotel yang baru saja memarahinya. Dia menyebutkan ciri-ciri dari pegawai hotel tersebut, sesorang yang berkebangsaan yang sama dengannya. Namun, menurut manajemen hotel bahwa hotel tersebut tidak mempekerjakan pegawai tersebut. Tidak ada pegawai hotel yang berkebangsaan yang sama dengan bangsa sang Jendral. Betapa terkejut sang Jendral mendengar penjelasan tersebut. Lantas siapakah yang seseorang yang datang ke kamarnya setelah dia protes mengenai kamar yang tidak sesuai dengan keinginannya di tanah suci tersebut?"
 ....

Cerita tersebut saya dengar ketika mengikuti suatu ceramah agama. Cerita mengenai perilaku kita yang harus dijaga saat hidup di dunia, terlebih saat datang memenuhi panggilan Sang Kuasa di tanah suciNya.
Manusia ketika lahir di dunia memang terlahir dengan kondisi yang berbeda, seiring dengan perkembangannya juga akan menapaki jalan dan nasib yang juga berbeda. Namun, manusia tetaplah manusia, tak ada beda di hadapanNya.
Dari cerita tersebut, kita bisa mengambil makna dan hikmah yang bisa kita ambil.

All thing based on our perspective.
Be good and be positive!
Lets keep the good, healthy, and grateful life.
^^